Deep Learning atau Pembelajaran Mendalam merupakan salah satu metode dalam kecerdasan buatan (Artificial Intelegence/AI) yang saat ini semakin banyak diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan. Meskipun istilah deep learning lebih sering digunakan dalam konteks teknologi, dalam dunia pendidikan istilah deep learning berkaitan dengan cara-cara yang lebih mendalam dalam memproses informasi dan meningkatkan pembelajaran siswa.
Salah seorang ahli yang memiliki pandangan penting tentang pembelajaran mendalam adalah John Hattie, profesor pendidikan asal Selandia Baru. John Hattie dikenal karena penelitian yang dilakukannya tentang faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa.
Di dalam buku Visible Learning for Teacher: Maximizing Impact on Learning (2012), John Hattie membagi belajar menjadi tiga jenis, yaitu belajar di permukaan (surface learning), belajar mendalam (deep learning), dan belajar untuk transfer (transfer learning).
1. Belajar di permukaan (surface learning)
Belajar di permukaan berarti belajar konsep, keterampilan, dan strategi yang akan menjadi dasar bagi siswa agar mereka dapat berpikir secara lebih mendalam.
2. Belajar mendalam (deep learning)
Belajar mendalam adalah periode dimana siswa mendalami pemahaman mereka, dan mengaplikasikan apa yang mereka pelajari di permukaan untuk mendukung pemahaman konseptual yang lebih mendalam.
3. Belajar untuk transfer (transfer learning)
Belajar untuk transfer adalah kondisi di mana siswa menggunakan pemahaman mereka yang telah didalami untuk menggunakannnya di dalam konteks atau skenario baru. Saat ini, siswa juga sudah berpikir secara metakognitif, merefleksikan pembelajaran dan pemahaman mereka.
Penerapan Deep Learning
Penerapan deep learning dalam pembelajaran tidak hanya berfokus pada penggunaan teknologi, meskipun itu juga bagian penting dari konsep ini. Pembelajaran mendalam dalam konteks pendidikan melibatkan pendidikan yang lebih holistik untuk mendorong siswa berpikir kristis, menyelesaikan masalah kompleks dan membuat keputusan berdasarkan pemahaman yang menyeluruh.
Berikut ini adalah beberapa cara untuk menerapkan deep learning dalam pembelajaran yang bersesuaian dengan pandangan John Hattie, yakni: Pertama, Penggunaan Umpan Balik yang Membangun. Hattie menyatakan bahwa pembelajaran mendalam terjadi ketika siswa mampu menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya. Untuk itu, ia menekankan pentingnya peran guru dalam memberikan umpan balik yang jelas dan membimbing siswa untuk membuat koneksi antara konsep yang berbeda.
Kedua, Mengunakan Pembelajaran Berbasis Projek. Model pembelajaran berbasis projek (Project-Based Learning, PBL) memungkinkan siswa untuk terlibat dalam tugas-tugas menantang yang memerlukan pemecahan masalah yang mendalam. Melalui projek, siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam situasi dunia nyata dan bekerja dalam kelompok untuk mengatasi tantangan.
Ketiga, Menggunakan Pembelajaran Kolaboratif. Pembelajaran mendalam juga dapat dicapai melalui kerja sama antar siswa. Melalui pembelajaran kolabortaif, siswa bekerja bekerja sama untuk menganalisis masalah, berbagi gagasan, dan menyelesaikan tugas secara berkelompok.
Keempat, Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis. Salah satu elemen utama dalam deep learning adalah kemampuan berpikir kritis. Guru bisa mendorong siswa untuk bertanya lebih banyak, memberikan pertanyaan terbuka, dan mencari alasan yang lebih dalam untuk konsep yang sedang dipelajari sehingga siswa tidak hanya menerima informasi tetapi juga mempertanyakan dan mengeskplorasi gagasan-gagasan tersebut untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam.
Singkatnya, deep learning dalam konteks pendidikan tidak hanya berhubungan dengan penggunaan teknologi, tetapi juga dengan bagaimana siswa mengaitkan dan memahami pengetahuan yang lebih mendalam. Harapannya, kualitas pembelajaran dapat semakin meningkat dengan menerapkan cara-cara ini.
EmoticonEmoticon