Salah satu karakteristik Kurikulum Merdeka adalah menerapkan pembelajaran berbasis proyek untuk mendukung pengembangan karakter sesuai dengan profil pelajar pancasila. Dalam Kurikulum Merdeka, sekolah diberikan keleluasaan dan kemerdekaan untuk memberikan proyek-proyek pembelajaran yang relevan dan dekat dengan lingkungan sekolah.
Menurut Edutopia, pembelajaran berbasis proyek (project based learning) disingkat PjBL adalah pendekatan kelas yang dinamis di mana peserta didik secara aktif mengeksplorasi masalah dan tantangan dunia nyata untuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
Pembelajaran berbasis proyek (PjBL) adalah pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar (Barell, Baron dan Grant dalam Bender, 2012).
Dalam kaitannya dengan keterampilan abad 21, pembelajaran berbasis proyek disebut mampu mengajarkan beragam strategi untuk mencapai kesuskesan abad 21, membantu peserta didik mengembangkan keterampilan abad 21, meningkatkan tanggung jawab, melatih pemecahan masalah, self direction, komunikasi dan kreativitas.
Gregory dan Chapman (2007) mengklasifikasikan pembelajaran berbasis proyek ke dalam tiga ketegori yaitu
- proyek terstruktur (structured poject)
- proyek sesuai topik (topic related project)
- proyek terbuka tertutup (open ended project)
Kendati demikian, pembelajaran berbasis proyek bukan hanya kegiatan membuat produk atau karya, namun kegiatan yang berdasarkan seluruh rangkaian aktivitasnya pada sebuah persoalan yang kontekstual. Oleh karenanya, pembelajaran berbasis proyek biasanya mencakup beragam aktivitas yang tidak bisa dilakukan dalam jangka waktu pendek.
Adapun ciri lainnya adalah pembelajaran berbasis proyek dipandu oleh pertanyaan menantang.
Mengutip Rais dalam Lestari (2015), ada enam tahapan dalam pelakasanaan project based learning yaitu:
1. Pengenalan masalah (pertanyaan)
Pertanyaan pemantik dalam proyek/kegiatan adalah pertanyaan yang dapat memancing ketertarikan dan rasa ingin tahu peserta didik. Pertanyaan ini mendorong peserta didik untuk melakukan eksplorasi lebih lanjut atau melakukan proses inkuiri untuk menjawabnya. Oleh karenanya pertanyaan ini harus berjenis pertanyaan terbuka (open-ended question) yang jawabannya tidak tersedia di dalam buku atau internet.
2. Mendesain perencanaan proyek
Perencanaan dilakukan
secara kolaboratif antara pendidik dengan peserta didik. Dengan demikian peserta
didik diharapakan akan merasa memiliki atas proyek tersebut. Perencanaan berisi
tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab
pertanyaan esensial dengan mengintegrasikan berbagai subjek yang mendukung,
serta menginformasikan alat dan bahan yang dapat dimanfaatkan untuk
menyelesaikan proyek
3. Penyusunan jadwal proyek
Pendidik dan peserta didik secara
kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Waktu penyelesaian proyek harus jelas, dan peserta didik diberi arahan untuk mengelola
waktu yang ada. Biarkan peserta didik mencoba menggali sesuatu yang baru,
akan tetapi pendidik juga harus tetap mengingatkan apabila aktivitas peserta didik
melenceng dari tujuan proyek. Proyek yang dilakukan oleh peserta didik adalah
proyek yang membutuhkan waktu yang lama dalam pengerjaannya, sehingga
pendidik meminta peserta didik untuk menyelesaikan proyeknya secara
berkelompok di luar jam sekolah. Ketika pembelajaran dilakukan saat jam sekolah,
peserta didik tinggal mempresentasikan hasil proyeknya di kelas.
4. Pelaksanaan dan monitoring proyek
Pendidik bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas
peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara
memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain, pendidik
berperan sebagai mentor bagi aktivitas peserta didik. Pendidik mengajarkan
kepada peserta didik bagaimana bekerja dalam sebuah kelompok. Setiap peserta
didik dapat memilih perannya masing masing dengan tidak mengesampingkan
kepentingan kelompok.
5. Menguji hasil (presentasi proyek)
Penilaian
dilakukan untuk membantu pendidik dalam mengukur ketercapaian standar,
berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing masing peserta didik, memberi
umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai oleh peserta didik,
serta membantu pendidik dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
Penilaian produk dilakukan saat masing-masing kelompok mempresentasikan
produknya di depan kelompok lain secara bergantian.
6. Evaluasi dan refleksi
Pada akhir proses pembelajaran, pendidik dan
peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah
dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada
tahap ini, peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan
pengalamannya selama menyelesaikan proyek.
Baca juga 6 Istilah Baru dalam Kurikulum Merdeka dan Contoh Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan di guruberto.com.
EmoticonEmoticon