Ada dua tahapan penting yang harus dilakukan sebelum Bapak dan Ibu Guru mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran di kelas: pertama, asesmen di awal pembelajaran. Tujuannya untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, hal apa yang harus ditingkatkan, sehingga kegiatan pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi peserta didik. Hasil asesmen ini akan digunakan sekolah dan pendidik sebagai rujukan dalam merencanakan pembelajaran sesuai tahap capaian dan karakteristik peserta terlebih di tengah memasuki kegiatan di tahun ajaran barau.
Kedua, pembelajaran terdiferensiasi untuk memastikan pembelajaran yang seusai dengan kebutuhan murid.
Asesmen di awal pembelajaran
Asesmen di awal pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui kesiapan peserta didik untuk mempelajari materi ajar dan mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan. Asesmen ini termasuk dalam kategori asesmen formatif karena ditujukan untuk kebutuhan guru dalam merancang pembelajaran, tidak untuk keperluan penilaian hasil belajar peserta didik yang dilaporkan dalam rapor.
Salah satu asesmen berdasarkan waktu asesmen yang dilakukan di awal pembelajaran adalah asesmen diagnostik. Tujuan asesmen diagnostik adalah mendiagnosis kemampuan dasar peserta didik dan mengetahui kondisi awal peserta didik. Ada dua asesmen diagnostik, yaitu:
- kognitif
- non-kognitif
Asesmen diagnosis non-kognitif
Asesmen diagnosis non-kognitif adalah mencakup diagnosis dengan latar belakang peserta didik, seperti aktivitas belajar peserta didik selama belajar di rumah, kondisi keluarga, gaya belajar, minat hingga kesejahteraan psikologis dan emosional peserta didik. Apa saja yang dilakukan pendidik dalam kegiatan asesmen diagnosis non kognitif?
Persiapan
1. Siapkan alat bantu berupa gambar ekspresi emosi
2. Buat daftar pertanyaan kunci, seperti:
- Apa saja kegiatan yang kamu lakukan selama Belajar dari Rumah?
- Hal apa yang paling menyenangkan dan tidak menyenangkan?
- Apa harapan kamu
1. Berikan gambar emosi ke peserta didik
2. Minta peserta didik mengekspresikan perasaannya selama belajar di rumah, dengan bercerita, membuat tulisan atau menggambar.
Tindak Lanjut
1. Identifikasi peserta didik dengan ekspresi emosi negatif dan ajak berdiskusi empat mata.
2. Menentukan tindak lanjut dan mengkomunikasikan dengan peserta didik serta orang tua bila diperlukan.
3. Ulangi pelaksanaan asesmen non-kognitif pada awal pembelajaran.
Asesmen Kognitif
Tujuan asesmen kognitif untuk mengetahui capaian kompetensi peserta didik, menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan kompetensi rata-rata peserta didik, dan memberikan kelas remedial atau pelajaran tambahan kepada peserta didik yang kompetensinya di bawah rata-rata.
Persiapan
1. Buat jadwal pelaksanaan asesmen
2. Identifikasi materi asesmen berdasarkan penyederhanaan kompetensi dasar yang disediakan oleh pemeritah.
3. Susun pertanyaan sederhana yang meliputi:
- 2 pertanyaan sesuai kelasnya, dengan topik capaian pembelajaran baru
- 6 pertanyaan dengan topik satu kelas di bawah
- 2 pertanyaan dengan topik dua kelas di bawah
Pelaksanaan
Berikan asesmen untuk semua peserta didik di kelas, baik yang belajar tatap muka di sekolah maupun yang belajar di rumah.
Tindak Lanjut
1. Lakukan pengolaha hasil asesmen
- Buat penilaian dengan kategori "Paham utuh", "Paham sebagian", dan "Tidak paham"
- Hitung rata-rata kelas
- Peserta didik dengan nilai rata-rata kelas akan mengikuti pembelajaran dengan alur tujuan pembelajaran sesuai fasenya.
- Peserta didik dengan nilai di bawah rata-rata mengikuti pembelajaran dengan diberikan pendampingan pada kompetensi yang belum terpenuhi.
- Peserta didik dengan nilai di atas rata-rata mengikuti pembelajaran dengan pengayaan.
4. Ulangi proses diagnosis ini dengan melakukan asesmen formatif (dengan bentuk dan strategi yang variatif), sampai peserta didik mencapai tingkat kompetensi yang diharapkan.
EmoticonEmoticon