Ilustrasi proses berpikir kritis dan analitis |
Membiasakan HOTS kepada siswa tidak bisa dilakukan secara tiba-tiba dan instan. Membiasakan HOTS membutuhkan strategi holistik dari para guru. Guru tidak dapat menagih siswa dengan pengukuran dan asesmen bertipe HOTS di akhir pembelajaran tanpa melakukan pembelajaran HOTS terlebih dulu.
HOTS harus didesain dengan matang sesuai dengan konteks siswa dan materi ajar. Guru sebaiknya memiliki pandangan jauh ke depan (seolah-oleh hasil sudah ada di gengaman). Guru sudah memiliki gambaran hasil seperti apa yang diinginkan, kemudian bukti-bukti penilaian seperti apa yang harus dipenuhi siswa untuk memperoleh hasil tersebut, dan barulah desain pembelajaran seperti apa yang sesuai.
Salah satu startegi mendesain pembeljaran untuk membiasakan HOTS adalah pembelajaran berbasis inkuiri. Secara harafiah, inkuiri berarti pertanyaan atau penyelidikan untuk menemukan sendiri jawaban suatu masalah. Martin, et.al. (2005) mengemukakan bahwa "inquiry more than hands-on". Pembelajaran inkuiri lebih dari sekedar kegiatan yang dilakukan tangan. Inkuiri merupakan kegiatan berpikir. Inkuiri menampakkan proses hubungan timbal balik antara suatu objek dengan siswa. Proses yang dilakukan dalam inkuiri digunakan untuk mengekspolarasi pertanyaan, ide, dan feomena. Hosnan (2014) lebih menegaskan lagi cara berpikir yang digunakan dalam pembelajaran inkuiri, yaitu menekankan proses berpikir kritis dan analitis. Proses berpikir tersebut bertujuan mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang ditanyakan.
Pembelajaran inkuiri cocok digunakan untuk mengasah keterampilan HOTS adalah open ended (terbuka) dan berbasis problem solving (pemecahan masalah). Pada inkuiri terbuka, guru berfungsi sebagai fasilitator. siswa bisa mengajukan pertanyaan yang mendasar dari suatu permasalahan dan siswa menemukan sendiri jawabannya melalui penalaran yang benar. Dari proses ini siswa dilatih berpikir secara kompleks dan networking. Proses pemecahan masalah yang dilakukan siswa akan melibatkan berbagai level kognisi. Siswa memulainya dengan mengidentifikasi dan memahami suatu massalah. Proses dilanjutkan dengan merumuskan masalah, membuat rencana atau metodologi guna menyelesaikan masalah, membuat rencana atau metodologi guna menyelesaikan permasalahan, membuat suatu keputusan, dan mengimplementasikan keputusan atau kesimpulan tersebut.
Kelemahan Pembelajaran HOTS
Beberapa kelemahan pembelajaran HOTS dapat saja muncul dalam suatu pembelajaran. Akan tetapi kelemahan-kelemahan ini dapa direduksi (dikurangi) guru dengan kemampuan pengelolaan guru dalam menerapkan pembelajaran HOTS ini di kelasnya. Kelemahan-kelemahan yang dapat muncul itu antara lain sebagai berikut:
- Permasalah dengan waktu yang dialokasikan. Apabila guru dan siswa belum begitu terbiasa menerapkan pembelajaran HOTS, maka ada kemungkinan besar waktu tidak diatur dengan baik. Open ended (terbuka) dan berbasis problem solving (pemecahan masalah) bisa saja akan memakan waktu lama bahkan jauh lebih lama ketimbang jika guru langsung memberi tahu siswa tentang informasi tersebut. Godaan kepada guru untuk segera memberitahu akan mengakibatkan pembelajaran HOTS yang diterapkannya menjadi tidak tepat berfungsi dengan baik.
- Pembelajaran HOTS yang dilakukan oleh siswa dapat melenceng arahnya dari tujuan semula karena mereka belum terbiasa melakukannya. Seringkali siswa justru mengumpulkan informasi yang tidak berhubungan dan tidak begitu penting. Oleh karena itu, peranan guru sebagai fasilitator pembelajaran yang handal sangat diperlukan.
- Pada akhir suatu pembelajaran HOTS bisa saja setelah segala upaya dan kerja keras yang dilakukan oleh siswa dan kelompoknya ternyata membuahkan hasil yang slaah, keliru, kurang lengkap, atau kurang bagus. Ini bisa jadi akan dapat menurunkan motivasi belajar mereka.
- Akan terjadi hambatan dalam penerapan pembelajaran HOTS ini pada siswa-siswa yang terbiasa menerima informasi dari guru. Siswa yang tidak terbiasa akan ragu-ragu dalam bertindak sehingga seringkali pembelajaran macet di tengah jalan.
- Jika jumlah siswa di dalam kelas terlalu banyak, maka guru mungkin akan kesulitan untuk memfasilitasi proses belajar seluruh siswa.
- Ketika pembelajaran HOTs yang selalu disetting dalam kelompok-kelompok ini berlangsung, biasanya ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam kelompoknya.
EmoticonEmoticon